Breaking

Tuesday, June 5, 2018

Anies Soal Tong Sampah Jerman: Beritakan Saja Biar Ramai

Anies Baswedan belum mau berkomentar soal tong sampah dengan nilai pengadaan miliaran. 
 DI Kutip Dari (CNN Indonesia) CNN Indonesia  Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih irit bicara saat dimintai tanggapan soal pengadaan tong sampah asal Jerman dengan total nilai pengadaan Rp9,58 miliar.

"Enggak, saya enggak mau komentar sekarang," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (4/6).

Saat didesak oleh awak media untuk memberikan penjelasan tentang nilai pengadaan miliaran tersebut, Anies hanya berjanji akan memberikan penjelasan di waktu yang tepat.

Lebih lanjut, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini jutrsu meminta kepada awak media untuk meramaikan pemberitaan soal pengadaan tong sampah tersebut.

"Diberitain dulu dah yang ramai sekalian, diramaiin sekalian, gedein sekalian," tuturnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengimpor 2.640 buah tong sampah beroda dari Jerman.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana DLH DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan Pemprov DKI Jakarta telah mengimpor tong sampah tersebut sejak 2017 dengan membeli sebanyak 1.500 unit. Pembelian tersebut, menurutnya juga sudah diaudit oleh BPK mulai perencanaan hingga pendistribusian.


Ia juga membantah ada markup atau penggelembungan dana anggaran pengadaan tong sampah tersebut.

"Kami sebelum beli sudah melakukan justifikasi harga. Enggak ada (markup), kami beli di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) langsung, di e-katalog. Bahkan kalau bisa ditawar, kami tawar," kata Hari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (4/6).

Hari mengklaim harga yang didapat ini sudah di bawah biaya yang dianggarkan DLH, yaitu Rp12,6 miliar.

Sementara itu, Kepala DLH DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan pihaknya memilih impor dari Jerman karena di katalog LKPP tak tersedia produk dalam negeri.

Adji menyebut tong sampah beroda merek Weber dipilih karena PT Groen Indonesia memiliki banyak workshop di beberapa kota di Indonesia.

"Kami tidak mendapati produk lokal di katalog dan di pasaran untuk produk jenis ini, hanya ada produk China dan Jerman. Setelah melakukan pertimbangan secara teknis, kami pilih produk Jerman dengan pertimbangan kualitas," tutur Adji.


No comments:

Post a Comment